sekedar mendokumentasikan apa yang perlu didokumentasikan

Archive for December, 2010|Monthly archive page

Pilih Nyawa atau Devisa?

In Berita, Islam, Opini, Refleksi on December 29, 2010 at 6:42 am

Oleh: KH. Said Aqil Siraj

Musibah yang menimpa Sumiati dan Kikim sekali lagi menampar wajah Indonesia.
Walau sudah terlambat, kita harus berseru, ”Cukup!” Ini sudah cukup.

Dari waktu ke waktu persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) selalu klasik dan
berputar-putar di wilayah yang itu-itu juga. Di satu sisi para TKI kita
sebut pahlawan devisa. Namun, anehnya, di sisi lain para pahlawan ini
diperlakukan dengan cara yang tak manusiawi. Di bandara koruptor bisa
melenggang bebas di karpet merah, sementara TKI harus ”disterilkan” melalui
terminal dan lawang khusus.

Kita sering menilai TKI dari segi ekonomi yang merendahkan martabat
kemanusiaan. Secara salah kaprah kita mengamini ungkapan negara lain
mengekspor produk, Indonesia mengekspor babu. Ungkapan ini sungguh
melecehkan sumbangsih besar para TKI. Bahwa sumbangan devisa dari TKI sangat
besar adalah fakta yang sama-sama kita ketahui.

Khazanah Nusantara

Sumbangsih lain yang sering luput adalah peran TKI sebagai duta kebudayaan.
Saya takjub menjumpai banyak TKI yang bekerja merawat anak kecil atau
orangtua dengan cara dan khazanah Nusantara. Sejumlah TKI yang Muslim bahkan
kerap menidurkan bayi dalam gendongan dengan menyenandungkan selawat dan
puji-pujian kepada Tuhan.

Hari-hari ini dengan mata telanjang kita menyaksikan TKI di Saudi
direndahkan kemanusiaannya justru di negeri tempat Nabi Muhammad lahir dan
berjuang melawan perbudakan. Sejumlah kezaliman terhadap TKI dibiarkan terus
terjadi dan malah cenderung menumpulkan kepekaan kita untuk peduli. Akal
sehat dan nurani kita terganggu.

Pada 1983 saya bertanya kepada Jenderal (Purn) Achmad Tirtosudiro, Duta
Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Waktu itu nasib TKI sudah memprihatinkan,
sementara Pemerintah Indonesia seperti pura-pura tak tahu. Misalnya saja,
saya masih tak yakin hingga sekarang apakah pemerintah peduli nasib ratusan
TKI yang tinggal di kolong jembatan di daerah Jeddah. Saya bertanya, ”Apa
yang bisa dilakukan kedutaan terhadap nasib TKI?” Pak Tirtosudiro menjawab
dengan apologetik, tetapi akurat, ”Kami tak bisa berbuat apa-apa karena ini
kebijakan dari Jakarta.”

Lengkaplah sudah ironi TKI. Sementara Pemerintah Arab Saudi memang susah
diajak berembuk, Pemerintah Indonesia sendiri tak pernah sungguh-sungguh
menjamin nasib TKI, kecuali memeras keringat mereka. Betapapun mudah saya
mengerti mengapa bisa terjadi, musibah yang menimpa TKI sama sekali tak bisa
saya maklumi. Ironi TKI tak bisa dimaklumi karena banyak hal.

Pertama, sudah sekitar dua dekade wacana nota kesepahaman Indonesia-Arab
Saudi digaungkan. Namun, hingga kini hal itu ibarat menanti pepesan kosong.
Di dalam negeri kita saksikan DPR terus menunda pengesahan RUU Perlindungan
TKI yang dianggap bukan prioritas. Sementara Pemerintah Saudi terus berdalih
penjaminan nasib TKI tak perlu nota kesepahaman. Bersamaan dengan itu,
jaringan mafia TKI juga masih leluasa beroperasi memanfaatkan ketidaktahuan
masyarakat akar rumput.

Kedua, penelantaran TKI di Saudi sekian lama adalah pengingkaran atas hak
warga. Pelanggaran hak yang bersifat pasif ini bertentangan secara mendasar
dengan kaidah tasharuff al imam ’ala al raiyyah manuthun bi al mashlahah.
Segala kebijakan pemerintah harus berorientasi kepada kemaslahatan rakyat.
Maka, penyedotan devisa dari saku TKI oleh pemerintah sambil mengingkari hak
warga negara para TKI jelas tak bisa dibenarkan.

Ketiga, pemerintah kerap menyebut bahwa pilihan menjadi TKI adalah hak warga
negara yang menyangkut kebebasan menentukan penghidupan layak. Namun, dalam
kenyataannya, seseorang menjadi TKI sering bukan karena kemerdekaan pilihan.
Menjadi TKI justru merupakan keterpaksaan akibat impitan ekonomi di kampung
halaman. Islam menganjurkan min sa’adati islaamil mar-i an yakuuna rizquhu
fi baladihi, pencarian seorang mukmin tergelar di tanah airnya. Kini
ungkapan subur sarwa tinandur-murah sarwa tinuku (serba subur-serba murah)
hanya tinggal ungkapan yang kian jauh dari kenyataan.

Maka, lonjakan jumlah TKI tak lain merupakan akumulasi dari kegagalan agenda
menyejahterakan rakyat. Mestinya pemerintah beriktikad kuat, misalnya,
menarik dana BLBI yang dikemplang. Dana BLBI cukup membuka lapangan kerja
setidaknya bagi 10 juta jiwa.

Keempat, sebagian pihak sering menyederhanakan tragedi demi tragedi yang
menimpa TKI di Arab Saudi sekadar akibat dari perbedaan budaya.
Penyederhanaan ini batal oleh kenyataan bahwa watak banyak penduduk Saudi
justru tak berbudaya. Pengalaman 14 tahun tinggal di Arab Saudi membuat saya
bisa memastikan berbagai wujud kejahiliahan baru di negeri minyak ini.

Gemar memperbudak

Salah satu karakter yang umum di kalangan orang Saudi ialah gemar
memperbudak, tetapi tak mau diperbudak. Manusia dianggap milik yang bisa
diperlakukan manasuka. Watak ini bertahan dan mengakar berabad-abad.
Peradaban Islam di Timur Tengah tampaknya belum berhasil melanjutkan misi
kenabian Muhammad dalam menghapus perbudakan.

Sebagai Muslim tentu saya merasa malu mengapa perlakuan tak manusiawi bisa
terjadi di Arab Saudi. Hal yang jauh berbeda justru saya saksikan, misalnya,
di Taiwan, yang memperlakukan TKI lebih bermartabat. Di mata orang Taiwan,
para TKI bekerja dalam konteks profesi, sementara di Saudi TKI dianggap
sebagai budak yang dimiliki. Di Saudi jangankan mencari perlindungan ke
kedutaan, nyaris semua TKI di Saudi yang bekerja sebagai pembantu rumah
tangga tak diizinkan majikannya bisa mengakses dunia luar.

Permasalahan tak dibayarnya gaji TKI juga menjadi masalah yang kerap kali
terjadi. Padahal, Rasulullah juga telah bersabda, ”Berikan upah pekerja
sebelum kering keringatnya.” Hadis sahih diriwayatkan Ibnu Majah. Dan
kenyataan ini semakin menjauhkan Saudi dari nilai-nilai yang telah diajarkan
atau disabdakan Rasulullah.

Kita tahu bahwa selama ini kecenderungan pemerintah menangani permasalahan
TKI sering kali reaksioner dan minimalis. Kalaupun hari ini pemerintah belum
bisa berbuat banyak, yang bisa dituntut dalam waktu dekat ini sederhana
saja: penghentian segera pengiriman TKI ke Arab Saudi. Dalam hemat saya,
langkah ini paling tepat jika mempertimbangkan kompleksitas masalah yang
ada. Bagaimanapun pemerintah harus mendahulukan keselamatan satu nyawa,
bahkan jika harus dibandingkan dengan satu triliun rupiah suntikan devisa.

Said Aqil Siraj Ketua Umum Pengurus Besar NU

Bahwa PNS itu adalah hobi, dan bisnis sampingan adalah pekerjaan ; ))

Tinggalkan Menabung di Bank.. Kembalilah KE EMAS DAN PERAK

In Berita, Opini, Refleksi on December 16, 2010 at 2:35 pm

Punya pengalaman menabung dibank? atau di celengan?  jika sekarang kita punya Rp 5000 bisa beli semangkok baso, yakinkah kita taun depan dengan uang yang Rp5000 juga bisa dapat semankok basso dengan cita rasa yang sama?

Itulah nasib jika kita menabung dalam uang kertas keluaran pemerintah. inflasi merupakan salah satu hantu yang banyak merugikan para penimbun uang. sudah sunnatullah dalam Al Quran disebutkan bahwa dengan EMAS dan PERAK lah yang disarankan untuk MENJADI DASAR NILAI SUATU TRANSAKSI.

Berikut ada ulasan yang cukup bagus, ringan dan mudah dipahami mengenai seluk beluk emas.


Emas adalah aset yang paling sering di salah artikan. Penyebabnya banyak, tapi cuma ada satu hal yang udah pasti, yaitu emas dikelilingi oleh berbagai kekuatan super power dunia yang berusaha menguasai atau sebaliknya, menjatuhkannya. Pihak yang gw maksud adalah pemerintah dan pihak kapitalis kayak George Soros dan spekulan yang mendapat keuntungan dari gonjang ganjing perubahan ekonomi dan politik. Walau emas itu duit, dan kelihatannya hubungan emas dan pemerintah baik baik aja, sebenarnya tidak. Terutama sekali pemerintah AS, emas di anggap musuh, di beri pajak, di musuhi, bahkan pernah di anggap melanggar hukum bagi yang memiliki nya. Itu dulu, tapi situasi saat ini juga gak jauh beda.

Beda dengan uang kertas, emas gak punya backing. Malah justru di musuhi oleh central bank (kalo di kita, BI) dan pemerintah yang terus berusaha mempertahankan status quo mereka memakai kekuatan uang kertas. Semua negara saat ini memakai uang kertas, jadi sebetulnya mereka itu musuhnya emas. Cina belakangan mulai menyuarakan keinginan untuk lepas dari pengaruh dollar dengan mulai menaruh investasi di emas, jumlahnya luar biasa besar, cukup bikin ketar ketir negara super power. Peristiwa itu saja sudah membuktikkan kekuatan besar di balik emas, yang tidak di miliki uang kertas. Mempertahankan status quo berarti memakai uang kertas, dan itu artinya mereka berseberangan dengan emas, apalagi sejak AS memutuskan hubungan dollar dengan emas sejak 1971 an kalo gak salah. AS berusaha mendiskreditkan emas sebisa mungkin, bahkan mereka menyalahkan The Great Depresi dulu karena emas. Bahkan emas di rendahkan dengan disamakan dengan ekonomi jaman purba.

Singkatnya sistim moneter yang kita anut (berbasis uang kertas) membenarkan keberadaan uang kertas. Walau emas di musuhi kayak gitu, tetap saja emas di nilai tinggi dari dulu sampai skarang. Tetap eksis. Emas tetap pegang peranan penting dalam ekonomi dunia, why?

Karena emas itu punya banyak kegunaan, dipakai dalam berbagai high tech product, perhiasan, mudah di uangkan. Dan masih banyak lagi, tapi intinya ada 8 hal yang ingin saya ajukan ke anda soal emas:

1. Emas itu komoditi unik. Emas adalah satu satunya komoditi yang di timbun, sedangkan komoditi lain itu biasanya di proses untuk di konsumsi lagi. Walau emas di jadikan perhiasan, ujung ujung nya yah di simpan / timbun di laci rumah. Emas juga langka. Seluruh emas di dunia kalo di kumpulkan di satu tempat itu setara dengan 3 kali ukuran kolam renang Olimpic. Gak banyak.

2. Emas itu satu satunya barang yang bisa di tambang di atas permukaan bumi. Kok bisa? Walau ada tambang emas dan ada kenaikan supply emas, tapi jumlahnya gak banyak, tetap konsisten, sekitar 1,7% per tahun aja. Itu artinya 1 gram emas skarang gak jauh beda ama 1 gram emas jaman Romawi dulu. Dengan kata lain, emas yang anda simpan di rumah / bank itu sama saja seperti tambang emas di mata orang lain.Karena tambang emas tidak bisa meningkatkan demand emas secara drastis, otomatis emas yg anda punya di rumah menjadi sangat bernilai. Ada yg bilang emas itu nilainya tergantung market perhiasan, gw gak setuju. Mentang2x jalanan becek, belum tentu hujan penyebabnya. Emas dalam perhiasan udah di campur dengan logam lain, karena tujuannya untuk di pamerkan, sedangkan emas murni itu sama dengan uang, karenanya tidak boleh di campur campur lagi. Jadi menurut saya, emas dalam wujud perhiasan bukanlah investasi lagi, padahal orang desa masih menganggap nya investasi, itu patut di sayangkan, dan musti di koreksi. Emas sungguhan bukan berupa perhiasan, karena 80% alasan orang/pemerintah menyimpan emas adalah untuk keperluan moneter, bukan untuk pajangan.

3. Emas itu uang. Emas semakin bernilai karena saat ini hampir seluruh negara di dunia mengalami inflasi atas mata uangnya, termasuk rupiah. Sebagai mata uang alternatif, emas punya keunggulan dibandingkan uang kertas karena tidak bisa di manipulasi oleh kebijakan pemerintah. Alasan lain kenapa emas menjadi sangat menarik adalah fakta adanya hutang negara yg luar biasa besar berikut segala problem finansial yg mengikuti di belakangnya menunggu untuk meledak bak reaksi berantai itu, sungguh menghantui perekonomian dunia. Apalagi jika problem itu kini eksis di AS. Dollar sebagai world reserve currency, jelas berdampak pada dunia jika mereka sampai gagal mengatasi masalahnya (sampai skarang tak kunjung keliatan solusinya). Beda dgn uang kertas, emas tidak terpengaruh oleh janji janji politikus.

4. Emas = alternatif uang kertas. Dollar benar benar bermasalah. Ia terkena super inflasi karena pemerintahnya terus menerus cetak lembaran dollar baru untuk melunasi hutang. Itu menurunkan daya beli dollar dari bulan ke bulan. Akibatnya makin banyak orang kini beralih ke emas. Rupiah tak terkecuali, karena rupiah juga mengalami inflasi. Hutang Indonesia di beli pihak Barat dalam dollar, mengatasnamakan globalisasi dan privatisasi, jadi jika AS down, Indonesia juga down. Tanpa support dollar, rupiah tak punya nilai seperti skarang. Sialnya, banyak negara di dunia yang seperti itu, tergantung sama dollar. Anda pikir apa yg dilakukan pemerintah Indonesia untuk intervensi dongkrak penguatan rupiahnya? BI melepas dollar (dan mungkin juga, emas) ke pasar. Jika dollar melemah, intervensi seperti apapun juga tak akan bisa menolong rupiah, so don’t tell me apa yang terjadi di Amrik tidak berpengaruh pada Indonesia. Pengaruhnya besar skali my friend. Dulu, dollar itu sama bagusnya dengan emas, hingga hubungan dollar vs emas di ceraikan Agustus 1971 oleh Nixon. Sejak itu, diperkirakan nilai beli dollar menurun 90% hingga kini. Walau dollar sudah babak belur, nyatanya dollar tetap saja gentayangan bebas hingga kini. Thanks kepada kekuatan super power Amrik dan propaganda nya bagus bagusin dollar dan jelek jelekin emas, yang membuat demand dollar tetap tinggi. Tugas BI nya AMrik adalah menciptakan ilusi jika dollar itu uang yang paling keren dibandingkan emas dan uang lainnya. Otomatis emas di jadikan saingan. Faktanya, emas adalah satu satunya saingan terberat dollar. Emas dan dollar saling berebut perhatian kita. Kebutuhan akan merekalah yang menentukan harganya. Agar orang lebih suka dollar ketimbang emas, maka tak ada pilihan, Bank Federal harus naikkan suku bunga agar lebih menarik. Tapi bau bangkai dikubur sebaik apapun, kelak akan tercium juga. Politikus boleh aja ajukan angka inflasi ini itu di atas kertas di manipulasi macam apa tahu dah, tapi suku bunga yang asli sajalah yg musti kita jadikan patokan. Angka nya tidak penting. Misal, jika suku bunga dollar 10%, dan tingkat inflasi 10%, maka suku bunga aslinya sebenarnya 0%, bukan 10% seperti yang tertulis di koran koran itu. Semakin rendah suku bunga asli, semakin mahal nilai emas. Dan itulah yg membuat saya bisa jadi seperti skarang ini, hehehhehehee….

5. Daya beli emas itu abadi. Jangan liat dari angka nya, karena pasti anda akan kecewa sendiri, tapi anda musti melihat emas dari sudut pandang jatuhnya nilai beli dollar. Gini aja deh, liat kaitan harga emas vs harga dollar dan kaitannya dengan harga minyak mentah. Sejak 1945, harga minyak sudah naik dahsyat jika dikaitkan dengan dollar. Tapi jika minyak di kaitkan dengan emas, harganya gak beda jauh dari dulu sampai skarang, stabil terus. Artinya, dollar sangat berbahaya/tidak stabil, karena ada faktor manusia didalamnya, sedangkan emas yang ada hanyalah faktor alam dan Tuhan saja, manusia gak bisa ikut campur didalamnya. Jadi walau dollar tak lagi dikaitkan dengan emas, tapi emas tetap jadi patokan ekonomi.

6. Nilai emas dipatok oleh pasar. Nilai emas ditentukan pasar, bukan oleh BI atau central bank layaknya uang kertas. Jika anda sudah tidak percaya ama pemerintah anda sendiri, maka emas bisa jadi pilihan anda. Saya sendiri tidak percaya sama pemerintah manapun, mo Indonesia kek, mo Amrik kek, none! Cukup sudah penderitaan yang sering saya liat di TV itu, itu tidak akan terjadi pada saya, karena saya akan mengalihkan sebagian uang saya ke aset lain yang lebih fair dan tidak terkontaminasi oleh politikus nakal yg gentayangan di sekitar kita saat ini. Selain emas, saya sedang explore kemungkinan invest di peternakan dan food processing, tapi karena kita bicara emas, topik itu untuk lain kali aja yah? Pasar memberi emas harganya, sebaliknya tugas pemerintah Amrik adalah mengacaukan harga emas. Mereka akan ngomong apa aja asal anda senang. Inflasi terkendali? Please deh. Mereka ingin anda percaya jika pemerintah pegang kendali harga emas, seperti halnya kendali mereka atas mata uang kertas. Fakta nya jauh beda, emas di tentukan oleh pasar, sama seperti harga lukisan Picasso misalnya. Gimana cara pemerintah mengacaukan harga emas? Caranya mereka juga ikutan jual beli emas. Kalau mata uang kepepet, mereka lepas emas ke pasaran. Untuk Indonesia, mereka lepas dollar dan mungkin sedikit emas. Dengan terus menekan harga emas dgn cara kotor seperti itu, maka tugas mereka membuat mata uang kertas terlihat keren terpenuhi sudah. Intervensi pemerintah ke pasar via emas itu memang sekilas membuat dollar dan uang kertas lainnya terlihat keren, padahal tidak. Harga emas adalah patokan penentu apakah mata uang negara bersangkutan itu di kelola dengan ok atau tidak (misal: bebas inflasi). Dengan menekan harga emas, bank pusat membuat ilusi seakan dollar lebih bagus ketimbang emas. Intervensi pemerintah ke dunia moneter itu konsisten dengan prinsip yg dianut banyak pemerintah di dunia termasuk indonesia, yaitu prinsip menghalalkan segala cara guna pertahankan status quo mereka (kedudukan istimewa para politikus yang berfoya foya pakai duit pajak rakyatnya). Pajak? ehhehehhehehe saya bukannya ngomporin kalian agar tidak bayar pajak loh, tapi asal tau aja, itulah fakta nya. Walau centralbank tidak punya kendali atas emas, tapi mereka bisa merecoki nya. Hebatnya lagi, tidak ada bukti sama sekali. Caranya? Pemerintah kalo kepepet buang stok emas nya ke pasar. Saat ini mereka cuma punya sedikit emas di gudang mereka. Setelah perang dunia kedua, pemerintah punya 68% emas di gudang. Kini mereka cuma punya 10% saja. Jadi beruntunglah anda yang nyimpan emas di rumah anda. Sebagai pemilik emas, saya dan mungkin orang lain yg seperti saya, jelas punya kekuasaan memberi pelajaran pada pemerintah yang korup ini, kelak jika bau bangkai mereka tak lagi bisa di tutupi dan rakyat menjadi marah karenanya, maka kami para pemegang emas akan pegang kendali dunia ini. Dan cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi. Itu analogi kasarnya loh. Dan saya akan sangat menikmati moment moment itu jika tiba. Orang tersabar akan mendapat hasil terbesar. Karena pemerintah cuma punya 10% emas di dunia ini (sisanya dipegang oleh orang seperti saya), maka semakin kecil pengaruh pemerintah dalam memanipulasi harga mata uang nya. Centralbank termasuk BI tak lagi jadi ancaman emas.

7. Trend emas dari dulu sampai skarang selalu naik harganya. Kenaikan terhebat terjadi sejak 2001. Sementara banyak mata uang kertas lain pada babak belur, emas selalu meroket di depan. Seberapa besar? Tak seorang pun yang bisa menebaknya, tapi kenaikan bisa terjadi setiap saat, dan jumlahnya gak kira kira, bisa menyebabkan deposito sebagai bahan lawakan saya karena saking kecilnya bunga nya itu. Saya pernah baca interview keluaran Oktober 2003, diperkirakan 10-12 tahun yg akan datang dari 2003 itu, harga emas sekitar $8000 per troy ounce. Itu artinya kalo di liat dari skarang, itu tahun 2013-2015, tidak terlalu lama dari 2007 kala saya tulis ini. Saat ini saya lihat di bloomberg, harga emas sekitar $660. Itu artinya jika saya invest emas let’s say Rp 200 juta (2007), maka tahun 2013-2015 kelak saya akan memiliki emas senilai Rp 2,2 milyar alias kenaikan 1112%. Deposito bahkan reksadana dan ORI skalipun tidak bisa menyaingi angka itu. Sebelum anda anggap saya sudah gila, simak ini. Butuh $10 skarang untuk beli barang $1 di tahun 1970an. Dan emas selalu naik selama 1 dekade dari $35 hingga lebih dari $800 di tahun 1980an. Sejarah akan berulang lagi. Kali ini lonjakannya bisa 10 kali lipat dari skenario diatas. Saya sudah kemukakan alasan alasan kenapa emas kelak akan mengalahkan uang kertas sekali lagi seperti sejarahnya, proses itu kian dipercepat oleh inflasi dan abusing dollar saat ini. Kemampuan centralbank termasuk BI dalam memanipulasi nilai uang tak diragukan lagi, tapi tidak untuk emas. Emas 60 tahun bisa dipakai buat beli minyak saat ini, dan jumlah emas nya tidak berubah. Sedangkan dollar 60 tahun gak bisa beli minyak saat ini dgn jumlah yg sama, artinya dollar collaps.

Kalo mo beli emas, beli emas batangan/koin, jangan surat emas. Saya baca di detik.com bagian finance nya, disitu di bilang BI tengah mengusahakan pemasaran surat emas. Apa itu surat emas? Di luar negeri surat emas itu sudah biasa/umum. Intinya dengan memiliki surat emas (rencana nya dijual oleh bank), anda bisa punya emas tanpa nyimpan fisiknya. Mirip saham. Sebagai orang yg tidak percaya sama pemerintah, saya mencium bau bangkai di balik rencana BI itu. Langkah orang beli emas karena sadar ada bahaya finansial didepan (tidak cuma dollar, tapi juga seluruh mata uang dunia) itu sangat bijak. Mentang mentang poundsterling skarang bebas inflasi, tidak berarti akan seterusnya begitu. APalagi rupiah, dari jaman rikiplik ampe skarang, inflasi mlulu. Karena saya hidup di Indonesia, jelas emas sangat amat penting, karena rupiah gak bisa diandalkan lagi. Apakah saya bermimpi/hidup di awan? Tidak juga, karena biar bagaimanapun juga, saya tetap butuh rupiah, karenanya saya hanya simpan rupiah seperlunya agar roda perekonomian rumah terus berjalan, sisanya? Saya ogah simpan di bank dalam rupiah, apalagi dollar. Saya simpan dalam emas batangan. Emas memudahkan diversifikasi kalo lagi kepepet. Karenanya emas bisa jadi dewa penolong di situasi inflasi kayak skarang ini. Tapi pastikan beli emas batangan/koin, bukan surat emas. Bedanya jauh. Beli surat emas berarti anda membeli janji pemerintah yang akan memberi emas batangan/koin ke anda jika anda klaim. Dan janji pemerintah adalah janji manusia, dan janji manusia tidak bisa di percaya. Jika negara sudah benar benar kepepet, apa anda masih yakin pemerintah akan memenuhi janjinya? Ingat, di Amrik saja kepemilikan emas sempat menjadi illegal dulu, saking kepepet nya. Ingat, batas penjaminan dana pihak ketiga sudah di turunkan menjadi RP 100 juta doank. Jika anda punya dana di atas itu, dan jika bank anda hancur, maka sisanya musti nunggu aset bank terjual, baru akan dilunasi, dengan kata lain, gak janji la yauw. Hal serupa akan terjadi pada surat emas.

Dimana beli emas? Ada 2 macam, lokal dan internasional. Yang bagus adalah internasional, karena standar harga nya di akui di seluruh dunia. Emas yang sertifikat nya dari Afrika Selatan, Rusia, Cina, Japan, Australia, itu the best punya. Lebih detail lagi, cari sertifikat dari perusahaan emas internasional terkemuka. Liatnya dimana? Anda bisa cari nama namanya di bursa emas dunia.

Karena saya jarang keluar negeri, maka stok terbesar saya adalah emas lokal. Yang the best punya adalah emas ANTAM (Aneka Tambang), karena seluruh toko perhiasan di Indonesia akan mengacu harganya ke emas ANTAM. Lokasinya ada di Jalan Pemuda Bekasi.(samping kiri pertigaan pintu kawasan industri-pulogadung-klender, masuknya dari arah menuju pulogadung) Tidak sembarang orang boleh masuk ke kompleks nya, pintu nya selalu tertutup rapat bak benteng, dan orang yang keluar masuk semua di data dan harus ninggalin KTP. Sangat amat disarankan memakai jasa Securicor untuk angkut emas pesanan anda sebelum tinggalkan kompleks ANTAM itu. Begitu keluar dari kompleks itu, pemandangan di luar adalah pemandangan para supir tembak truk bercampur baur dengan orang2x yang gak jelas apa profesi nya, dan sangat mungkin mereka menunggu mengincar orang2x yg keluar dari situ untuk, yes, di rampok. So pengawalan amat perlu. Sebelum beli emas, make sure dulu cek harga emas terendah setiap hari nya dengan cara? Yes, baca koran tiap hari. Untuk hal ini, MetroTV sucks. Saya lebih suka CNN. Baca juga berita pemanasan politik global, harga minyak dunia, inflasi, isu nuklir Iran, perang Iraq, defisit perdagangan, cadangan emas dunia, kepanikan apa aja yang terjadi di bursa saham dunia. Semua itu berpengaruh pada harga emas, dan memberi petunjuk pada anda kapan harga terendah emas terjadi, dan itulah saat di mana anda masuk dan beli emas. Intinya, semakin kacau dunia, semakin naik harga emas. Jadi tidak salah kalo saya bilang, saya mendapat keuntungan terbesar dari kekacauan yang terjadi di sekitar kita. Bukannya saya doyan menghisap darah orang susah, tapi saya hanya reverse energi negatif yang ada menjadi positif. Ingat, bukan saya yang bikin kekacauan ini, tapi pemerintah!!! Nah, slamat mikir deh.

[]

http://rizqiananda.blogspot.com/2009/07/investasi-emas-aj.html

Kembalikan Uang, Gelandangan Ini Jadi Pahlawan

In Berita on December 13, 2010 at 1:21 pm

VIVAnews – Bagi sebagian orang, menemukan uang dalam jumlah banyak milik orang merupakan rezeki nomplok. Namun, tidak demikian dengan seorang tuna wisma di Amerika Serikat (AS) berikut ini.

Menemukan uang yang nilainya setara dengan puluhan juta rupiah, gelandangan bernama Dave Tally itu tidak gelap mata. Dia justru mengembalikan uang itu kepada pemiliknya. Kendati tanpa pamrih, niat baik Tally itu mendapat balasan lebih dua kali lipat dari nilai uang yang dia temukan.

Kantor berita Associated Press pada 10 Desember 2010 menuturkan, tunawisma asal Kota Tempe di negara bagian Arizona itu suatu ketika menemukan tas berisikan uang sebesar US$3.300 atau sekitar Rp. 29,7 juta. Tally baru saja sembuh dari kecanduannya terhadap obat-obatan terlarang dan alkohol.

Dia menemukan kantong tas berisi uang tersebut sepulangnya dari membetulkan sepeda. Tanpa pikir panjang, Tally langsung memberikan tas beserta isinya ke sebuah komunitas pelayan tunawisma di Tempe. Lelaki berusia 49 tahun itu tidak mengambil sepeserpun dari uang tersebut, padahal uang di kantongnya telah habis untuk membetulkan sepeda.

Setelah ditelusuri, ternyata gepokan uang di dalam tas tersebut milik Bryan Belanger, seorang mahasiswa di Universitas Negeri Arizona yang kehilangan tas ketika hendak membeli mobil bekas. Bersama dengan Stephen Spark, staf komunitas pelayan tunawisma, Tally mengembalikan uang tersebut kepada Belanger. Kisah Tally ini diberitakan oleh radio KTAR yang langsung menjadi pembicaraan seluruh kota.

Atas kejujurannya ini, Tally dipuji sebagai pahlawan para tunawisma karena telah merubah citra mereka yang buruk. Dewan kota Tempe yang tersentuh dengan kejujurannya, membuat rekening untuk sumbangan seluruh kota. Banyak warga yang kagum juga memberikan cek kepadanya yang jumlahnya bahkan melebihi uang yang dia temukan, yaitu senilai US$8.000 (Rp.72 juta). Tidak sedikit dari warga juga menawarkan pekerjaan kepadanya agar Tally dapat mandiri.

Seorang dokter gigi bahkan memberikan perawatan gigi dan memberikan gigi palsu secara gratis kepada Tally. Seorang pengacara menawarkan jasa pro-bono kepadanya untuk menangani kasus-kasus lama yang menimpanya. Walikota Tempe, Hugh Hallman, menjadikan hari ditemukannya uang tersebut sebagai hari Dave Tally.

“Saya tidak menyangka semua berakhir seperti ini. Saya hanya berpikir untuk mengembalikan tas tersebut dan semuanya selesai,” ujar Tally.

Dulunya, Tally adalah seorang pengawas di sebuah perusahaan kontraktor. Dia kehilangan pekerjaannya ketika pada tahun 1999 dia didakwa karena mengendara dalam keadaan mabuk. Karena itu juga dia kehilangan izin mengemudinya. Tally mengaku dia memang pernah kecanduan alkohol dan obat-obatan.

Tally mengatakan akan  menggunakan uang yang dia peroleh dari sumbangan untuk merencanakan hidupnya. Dia mengatakan ingin membuka sebuah pusat pelatihan komputer. Dia juga mengatakan akan memilih pekerjaan yang ditawarkan kepadanya.

[]

http://id.news.yahoo.com/viva/20101213/twl-kembalikan-uang-gelandangan-ini-jadi-cfafc46.html
http://www.usatoday.com/news/nation/2010-11-19-homeless19_ST_N.htm